Spektrum-nasional.com || lam teater kemanusiaan, diskursus mengenai perempuan sudah ada sejak manusia itu dilahirkan, baik status, tugas, juga hak dan kewajiban. Pemikiran masyarakat terkait permasalahan perempuan berkembang seiring dengan perubahan paradigma (Zaman) masyarakat pada masanya (gradual). Pada awalnya tugas dan peranan perempuan berkutat hanya pada anak, rumah, dan sekitarnya (domestik). Kemudian kini mulai merabah pada sektor publik.
Begitu pula halnya dengn Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Sejak berdirinya, kontribusi besar perempuan sudah nampak. Hal itu dilihat pada sosok dan peran aktif dua orang hawa yaitu Maesaroh Hilal dan Siti Zaenah yg secara struktural terlibat dalam kepengurusan (Maesaroh Hilal bendahara II). Kemudian menyusullah HMI-Wati lainnya seperti Tejaningsih, Siti Baroroh Baried, dan Tujimah. Mereka adalah perempuan-perempuan pengasuh HMI yang menjadi embrio lahirnya Kohati.
Gagasan pembentukan kohati lahir pada musyawarah kerja HMI jaya pada Tanggal 12 Desember 1965 Dengan maksud lebih meningkatkan kualitas dan kuantitas anggota HMI putri dan ikut serta dalam melaksanakan cita-cita perjuangan bangsa melalui satu wadah dan membentuk HMI-Wati menjadi kader-kader yang peduli pada organisasi kemasyarakatan,sosial politik serta bidang keperempuanan. Kemudian kohati di kukuhkan dengan surat No 239/A/Sek/1966 tertanggal 11 Juni tentang pembentukan HMI-Wati. Untuk semntara Korps ini di bentuk dalam tingkat cabang dan komisariat dengan status Semi Otonom.
Pembentukan Kohati secara Nasional di laksanakan pda kongres VII HMI di Surakarta Tanggal 10-17 September 1966, dalam sub komisi musyawarah HMI-Wati telah memutuskan mendirikan Korps HMI-Wati di singkat KOHATI karena situasi politik akibat meletusnya Gestapu/PKI untuk mempersatukan seluruh kader perempuan guna menumpas kekuatan gerakan 30 September, muncullah kesatuan-kesatuan aksi termasuk Kesatuan Aksi Wanita Indonesia (KAWI). sebagai perwakilan HMI-Wati di bentuklah KOHATI. Selain itu situasi internal HMI sendiri, didirikan lembaga-lembaga khusus seperti bidang keperempuanan atau (KOHATI).
Diera Society 5.0 Peran HMI-Wati sangatlah penting bagi kita sebagai perempuan terkhusus untuk meningkatkan lagi skill dan kemampuan, agar bisa bersaing di kalangan masyarakat dan bidang profesional.
Kader/anggota HMI-Wati juga harus mampu berinovasi dan kreatif dalam berkegiatan. Baik mampu dalam penguasaan media, kreatif secara ekonomi dan mampu dalam mengambil peran dalam sekoci-sekoci gerakan sosial yang tidak terlepas pada nilai-nilai keislaman dan kebangsaan.
Ditulis Oleh : Rusnia Narju.
Editor : Kans Tse
Berkaca pada data seperti dikutip dari Kompas mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki 43 taman nasional dengan luas Kawasan mencapai 12,3 Juta Hektas, namun sekitar 30 persen diantaranya dalam kondisi rusak parah akibat perambahan.